BAB I
METODOLOGI STUDI ISLAM
A. Definisi Metodologi
dan Metode
Untuk memberikan pemahaman yang mendetail, maka
term Metodologi Studi Agama/Islam akan dikupas secara terpisah. Term
”metodologi” merupakan pengembangan dari term ”metode” yang berasal dari bahasa
Yunani dan merupakan gabungan dari dua kata yakni, ”metha” dan ”logos”. Metha berarti
jalah jalan atau cara, sedang Logos berarti
ilmu atau pengetahuan. Jadi ”metodologi” ialah ilmu atau pengetahuan yang
membahas tentang jalan atau cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan.
Dengan kata lain, metodologi merupakan ilmu tentang metode-metode.
Metode secara harfiah berarti ”cara”. Dalam
konteks yang konvensional, metode dikatakan sebagai cara melakukan suatu
kegiatan atau cara melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep
secara sistematis.[1] Metode
adalah cara kerja untuk dapat memahami obyek yang menjadi sasaran yang sedang
dikaji. Metode lebih bersifat teknis dan menjadi sarana dalam pencapaian
tujuan. Sedang metodologi lebih mengarah pada pembahasan tentang seluk beluk
metode; penerapannya; serta kelemahan dan kelebihannya.
Metodologi memiliki nilai yang sangat urgen dalam
studi Islam karena metodologi merangsang orang untuk berpikir teratur dan
sistematis. Islam dapat dipahami secara utuh dan konprehensif berkat adanya
metode. Bahkan tidak berlebihan jika Mukti Ali mengatakan bahwa metodologi
merupakan masalah yang sangat penting dalam sejarah pertumbuhan ilmu.[2]
[1] Muhibbin Syah, Psikologi
Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Edisi Revisi, (Cet. III; Bandung: Remaja
Rosda Karya, 1997), h. 201.
[2] Mukti Ali, “Metodologi Ilmu Agama Islam”, dalam Taufiq
Abdullah dan M. Rusli Karim, Metodologi
Penelitian Agama: Sebuah Pengantar, (Cet. I; Yogyakarta:
Tiara Wacana, 1989), h. 44.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar